Al Mahfuuzhoot (Part 6)



Mawaddatush Shodiiqi tazhharu waqtadl Dliiqi

Kecintaan Seorang Sahabat Sejati akan tampak/terbukti Ketika dalam Keadaan Kesusahan

Anda mungkin tak asing dengan peribahasa berikut “Kasih ibu Sepanjang jalan kasih anak sepanjang galah”, peribahasa ini akan selalu benar dan memang tak akan ada yang menandingi kasih seorang ibu, bahkan bila dibandingkan dengan kasih seorang kekasih, seorang sahabat ataupun sahabat sejati sekalipun, kasih ibu tetap tak ada duanya. Sekalipun bila kasih anak menjadi sepanjang jalan, maka kasih ibu menjelma menjadi sepanjang hayat bahkan sepanjang masa.

Anda mungkin pernah jatuh cinta dan merasa kasih sayang kekasih anda tak ada duanya, dan bisa jadi hingga saat ini, saat anda membaca tulisan saya ini anda masih tetap merasa yakin kasih sayang kekasih anda tiada duanya, maka saran saya bukalah mata dan mata hati anda, lalu buatlah daftar rincian tentang apa yang telah diberikan dan dilakukan kekasih anda untuk kebahagiaan anda dimulai saat anda berada di kandungan hingga saat anda membaca tulisan ini, kemudian buatlah daftar rincian tentang apa yang telah ibu anda berikan dan lakukan untuk kebahagiaan anda dimulai saat anda berada di kandungan sampai saat anda membaca tulisan ini, setelah itu bandingkan, maka hasil yang akan anda dapatkan sungguh mengejutkan, ternyata “kasih Ibu tetap sepanjang masa, sedangkan kasih sayang kekasih sepanjang anda menafkahinya😉

Anda mungkin mempunyai seorang sahabat sejati yang menurut anda sangat sejati dan rela berkorban demi anda, maka bacalah kisah berikut ini:

“Muslim, Seorang pemuda sukses dalam bisnisnya, bisa dikatakan bahwa dia memiliki semua yang diidamkan setiap orang dalam kehidupan dunia ini, Harta melimpah, rumah dan kendaraan mewah, istri cantik dan sholihah, putra-putri yang rupawan dan saleh serta salehah, sahabat sejati yang senantiasa ada di dekatnya, Ibu yang senantiasa berdoa untuknya.

Dibalik semua kesuksesan itu tak banyak yang tahu tentang siapa Muslim sebelum sukses, dan bagaimana dia dapat sukses seperti saat ini. Jauh beberapa tahun sebelumnya Muslim hanyalah seorang “pemulung” yang mengumpulkan sampah dari sebuah TPA (Tempat Pembuangan Akhir) atau TPS (Tempat Pembuangan Sampah) ke TPA/TPS lainnya, semua ia lakukan selepas sekolah sampai kuliah dengan penuh ketabahan dan kegigihan, setiap orang yang berpapasan dengannya selalu memandangnya “sebelah mata”, setiap orang tak mau berdekatan dengannya bahkan saat di sekolah dan di bangku kuliahpun, Muslim tetap sendirian, namun “ia tak patah arang” karena di rumah, ia memiliki seorang sahabat sejati dalam arti yang sesungguhnya, menghiburnya saat sedih, membangkitkan semangatnya tatkala terpuruk, dan seringkali ia mendapati sahabat sejatinya menjelma menjadi seorang guru yang mengajarinya arti sebuah kehidupan, bahkan setiap hari tak segan-segan sahabat sejatinya memasak dan menghidangkan sarapan pagi, makan siang, serta makan malam untuknya. Siapa dia? Anda pasti telah menebaknya, Ya…dialah ibunya.

Tanpa kita sadari, ternyata seorang ibu memainkan banyak peran dalam kehidupannya, terkadang ia menjadi seorang sahabat, di lain waktu ia menjadi seorang guru dan pendidik, bahkan menjadi seorang “pelayan”. Subhanallah...”

Bagi saya pribadi, di dunia ini tak pernah saya mempunyai sahabat sejati yang sesungguhnya (100% sejati) kecuali Iman, Islam, Amal, ibu, dan ilmu.

Saat saya sakit, sedih, takut, terpuruk, bimbang, dan ragu, mereka memainkan perannya masing-masing :

Islam berkata “kamu telah bersaksi Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad Adalah Utusan Allah”, maka jangan pernah takut dalam keadaan apapun, sekalipun keadaan itu menyebabkan kematian, maka kamu mati dalam keadaan Islam. Iman dan Amal berkata “Kami berdua akan membantumu, bahkan bila memang sudah saatnya kamu menghadap Sang Khaliq, kami akan menemanimu menghadap kepada-Nya”,

Ibuku tak kalah gesitnya, ia menyuapiku bila saat makan tiba, ia tidur dalam keadaan duduk disampingku menjagaku sepanjang malam, dan hal-hal lain yang dilakukan layaknya seorang penjaga pasien. Menghibur dalam kesedihan, ketakutan, menopangku saat terpuruk, membimbing dan menyemangatiku saat bimbang, dan ragu.

Ilmu menenangkan pikiranku dengan perkataannya “Tenang Rasulullah pernah bersabda bahwa setiap penyakit ada obatnya, lagipula kamu pernah membaca Buku tentang Pengobatan Tradisional dari Tumbuh-tumbuhan”. Saat saya sedih, takut, terpuruk, bimbang, dan ragu ia berkata “kamu telah banyak membaca buku keagamaan yang mengajarkanmu untuk berdoa memohon pada Allah agar memberikan jalan keluarnya”

Mereka membuat saya tentram jiwa dan raga selama di dunia, sehingga saya tak pernah menangis saat sakit, tak pernah sedih, tak pernah takut akan apapun kecuali Allah.

Mawaddatush Shodiiqi tazhharu waqtadl Dliiqi

Sahabat sejati bagi saya adalah yang senantiasa siap tulus, dan ikhlas membantu, menopang, dan mendukung kita dalam keadaan apapun, di manapun, dan kapanpun.

Bagaimana dengan ANDA…????

Salam Blog Pendidik

4 thoughts on “Al Mahfuuzhoot (Part 6)

  1. hehehe….. 😀 blog yang suspanded cuma sikok mang, itu terjadi di 2010. tapi di 2012 kemaren itu, ID wp.com aku yang suspanded, malah ado beberapo blog aku sampe sekarang nih jadi blog tak bertuan, alias blog hantu 😀

  2. kulo datang berkunjung, Mangcek…. 🙂 tapi kali ini dengan ID baru, sebab ID lamo sudah lamo tewas 😀 kareno suspanded tahun 2012 kemaren. meski pake ID baru, tapi tetep ngelola blog lamo, walau sekarang blog kulo jauh merosot dak lagi cak dulu

Komentarnya dong...